Weh-Wehan, Tradisi Masyarakat Kaliwungu Sambut Maulid Nabi Muhammad SAW | LKTNews.com

Weh-Wehan, Tradisi Masyarakat Kaliwungu Sambut Maulid Nabi Muhammad SAW

Tradisi weh-wehan yang ada di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. (Foto: Kendalkab)

KALIWUNGU, LKTNews.com - Masyarakat Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah memiliki tradisi unik dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi yang dinamakan weh-wehan atau ketuinan ini, sudah ada sejak puluhan tahun dan hanya ada di Kaliwungu saja. 

Tradisi weh-wehan merupakan tradisi saling berbagi dan memberi makanan kepada tetangga. Dilansir dari ayosemarang.com, seperti di Kampung Kenduruan Desa Krajan Kulon, Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, warga antusias menggelar tradisi ini, Jumat (7/10/2022).

Baca Juga: 15 Tradisi Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Ada Weh-Wehan hingga Ruah Maulud

Bagi warga Kaliwungu weh-wehan atau ketuin merupakan hari raya, pasalnya anak-nak mengenakan baju baru berkeliling kampung membawa makanan untuk dibagikan kepada tetangga. Bagi anak-anak dan remaja tradisi weh-wehan paling dinanti karena akan banyak makanan yang didapat.

Menurut salah satu warga Rayhan, tradisi ini saling memberi makanan ke orang lain dan hanya ada di Kaliwungu untuk memperingati Maulud nabi Muhammad SAW. 

"Seneng dapat jajan banyak nanti bisa dimakan bersama. Dapat jajannya macam-macam ada snack, es dan makanan ringan," ujarnya.

Sementara bagi warga, tradisi ketuin yang dilaksanakan sebagai tradisi tahunan ini perlu dilestarikan khususnya anak muda. 

"Dalam tradisi ini makanan yang disajikan dan dibagikan kepada tetangga beraneka macam, mulai makanan tradisional hingga makanan kemasan yang mudah diperoleh," ucap Hj Lutfiana.

Baca Juga : Tragis! Wanita Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Kereta Api di Kaliwungu Kendal

Makanan khas Kaliwungu yang disajikan dalam tradisi tahunan ini adalah sumpil dan ketan beraneka warna. Sumpil adalah makanan yang berbahan beras dan dibungkus dengan daun bambu, hidangan ini disajikan dengan bumbu kelapa parut yang sudah diberi bumbu pedas.

Baca Juga : Hujan Es Disertai Angin Kencang Melanda Wilayah Kaliwungu Kendal

"Tradisi ketuin sendiri dipopulerkan Mbah Akhmad Rukyat sesepuh dan ulama Kaliwungu yang mengajarkan tentang kebersamaan dan saling berbagi. Filosofinya adalah rasa tenggang rasa dan saling berbagi serta mengajarkan kebersamaan. Nilai budaya kearifan lokal ini menjadi tradisi hingga sekarang dan hanya ada di kaliwungu kendal," kata H Abdul Fatah sesepuh kampung Kenduruan.

Ditambahkan, weh-wehan berarti saling memberi dalam bahasa Jawa aweh, di sini diajarkan untuk saling memberi kepada sesama tanpa memandang status sosial.

Baca Juga: Pohon Tumbang Tutupi Jalan, Jalur Kaliwungu-Boja Macet Parah

FOLLOW LKTNEWS.COM DI GOOGLE NEWS.

Next Post Previous Post