Ini Dia Penyebab Harga Beras Naik dan Penggilingan Padi Sering Tutup di Kendal | LKTNews.com

Ini Dia Penyebab Harga Beras Naik dan Penggilingan Padi Sering Tutup di Kendal

Ini Dia Penyebab Harga Beras Naik dan Penggilingan Padi Sering Tutup di Kendal
Ilustrasi beras. (Foto: kompas)

KENDAL, LKTNews.com
- Sejak Desember 2022 harga beras di pusat penggilingan padi di Kendal mengalami kenaikan. Saat ini harga beras persak isi 25 kilogram yaitu Rp280.000, kenaikan harga ini disebabkan karena mulai memasuki musim tanam yang berdampak pada turunnya pasokan padi.

Evi Nuvianti, salah seorang pedagang beras dan pemilik penggilingan di Desa Kebonadem Brangsong mengatakan, naiknya harga beras saat ini karena baru musim tanam, sehingga pasokan padi mengalami penurunan.

Baca Juga : Daftar Gaji dan Tunjangan TNI 2022 Berdasarkan Pangkat, Mulai dari Tamtama hingga Jenderal

“Padi yang digiling merupakan padi dari wilayah Kendal dan sebagian, ada yang dari Semarang. Beras yang dijual biasanya hasil penggilingan padi sendiri, namun karena saat ini pasokan padi sedikit maka mendatangkan beras dari luar daerah,” jelasnya.

Sementara itu, Nadimatus, pekerja di penggilingan padi di Ketapang Kota Kendal mengatakan untuk saat ini harga beras Rp280.000 per sak isi 25 kilogram. “Harganya naik sebelumnya di harga Rp275.000 per sak isi 25 kilogram,” ucapnya.

Untuk memenuhi permintaan pelanggan dan sebagai langkah antisipasi langkanya pasokan padi pada musim tanam tahun ini, para pelaku usaha penggilingan padi berupaya dengan membeli beras dari luar daerah.

Kemudian dampak cuaca yang masih sering turun hujan juga membuat sejumlah usaha penggilingan padi di daerah Kendal sering tidak beroperasi.

Seperti yang disampaikan Sofiatun, pemilik penggilingan padi di Kelurahan Karangsari Kendal. Ia mengaku akibat curah hujan yang tinggi, usaha penggilingan padinya sering tutup hingga meliburkan pekerjanya.

Baca Juga : Diguyur Hujan Sejak Dini Hari, Sejumlah Wilayah di Kendal Terendam Banjir

“Tidak setiap hari beroperasi karena gabah minim dan sering hujan sehingga susah untuk mengeringkan gabah,” jelasnya.

Sebagian penggilingan padi yang beroperasi hanya mengemas beras pasokan dari luar tidak melakukan penggilingan gabah. Pemilik usaha penggilingan padi hanya bisa pasrah menunggu cuaca dapat kembali bersahabat, sehingga dapat meningkatkan kembali produktivitas usaha dan pekerja penggilingan padi. (AyoSemarang)

FOLLOW LKTNEWS.COM DI GOOGLE NEWS.

Next Post Previous Post