Siswi SMAN 1 Kaliwungu Kendal Membuat Mesin Pengolah Limbah Botol Plastik Jadi Bahan Baku Serat Sintetis | LKTNews.com

Siswi SMAN 1 Kaliwungu Kendal Membuat Mesin Pengolah Limbah Botol Plastik Jadi Bahan Baku Serat Sintetis

Siswi SMAN 1 Kaliwungu Kendal Membuat Mesin Pengolah Limbah Botol Plastik Jadi Bahan Baku Serat Sintetis
Orchidia Ummu Tazkiah (16) siswi SMAN 1 Kaliwungu Kendal membuat mesin pengolah limbah botol plastik PET menjadi chips polyester. (Foto: Dok. SMAN 1 Kaliwungu Kendal) 

KALIWUNGU SELATAN, LKT News - Ada kisah inspiratif datang dari seorang siswi SMA Negeri 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal yang bernama Orchidia Ummu Tazkiah (16).

Siswi kelas XI jurusan MIPA asal Desa Protomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal ini menciptakan sebuah mesin pengolah limbah botol plastik PET menjadi chips polyester atau bahan baku serat sintesis.

Mesin yang diberi nama extrusion ini dirakit dengan memadukan beberapa komponen hasil kajian beberapa karya ilmiah.

Mesin sederhana yang terdiri dari 3 bagian ini telah mendapat tempat terbaik kategori inovasi dan teknologi dalam lomba kreativitas karya anak muda Indonesia oleh PT Astra Honda Motor (AHM) Best Student 2021 beberapa waktu lalu.

Kepada tim LKT News, Orchidia mengatakan, bahawa pada awalnya dia jenuh melihat tumpukan limbah sampah plastik yang tersebar di lingkungan tempat tinggalnya.

Kondisi itu membuat siswi 16 tahun ini tergerak hatinya agar bisa berperan dalam menjaga lingkungan.

"Waktu itu saya kelas 10, saya lihat banyak sampah plastik di sekitar tempat tinggal saya. Saya pikir harus ada yang memulai untuk menanggulanginya," ungkapnya, Rabu (8/9/2021).

Lalu ide Orchidia mengerucut pada sebuah mesin yang bisa mengolah limbah botol plastik jenis PET menjadi bahan baku serat sintetis untuk pakaian. 

Dia pun mulai berkomunikasi dengan guru pembimbing Fahrurazi untuk merangkai komponen-komponen pembentuk mesin extrusion. Yang terdiri dari, bagian pegolahan, pendinginan dan pemotongan didukung dengan sumber dana yang dimiliki pihak sekolah.

Baca Juga : Kepala Sekolah SMPN 1 Brangsong Kendal: Pekan Depan Semua Siswa Sudah Disuntik Vaksin

Mesin tersebut berhasil dirangkai pada akhir 2020 lalu untuk dilakukan uji coba pengoperasiannya. 

"Kami coba rancang alat dari beberapa jurnal ilmiah internasional, bekerjasama dengan pihak bengkel untuk pemasangan setiap komponen," bebernya. 

Mesin mulai diuji cobakan pada bulan Januari 2021 agar bisa dievaluasi kekurangannya.

Kata Orchidia, cara kerja mesin extrusion cukup sederhana dengan memanfaatkan sumber listrik.

Pertama, limbah botol plastik PET dicacah menggunakan gunting menjadi komponen yang kecil. 

Kemudian, cacahan plastik mulai diproses dalam sebuah tempat untuk dilelehkan. 

Kerja mesin berlanjut di bak pendingin agar lelehan plastik bisa dibentuk dan dipotong menjadi chips polyester.

Baca Juga : Diduga Kelelahan, Santri Tewas Tenggelam Saat Cari Ikan di Sungai Bodri Kendal

Potongan chips berukuran 2-3 inchi bisa dipakai sebagai bahan baku serat sintesis.

"Saat dilelehkan, suhu yang kita perlukan diangka 200 derajat celcius. Kemudian dicetak panjang-panjang seperti mie (polimer), baru dipotong di mesin pemotong dengan 3 mata pisau," ujarnya. 

Setelah lulus uji coba, mesin tersebut pertama kalinya dikenalkan ke masyarakat melalui ajang kompetisi Juni lalu.

Orchidia berharap, hasil karyanya bersama pihak sekolah bisa dikembangkan sebagai salah satu solusi dalam mengurangi limbah botol plastik di Kabupaten Kendal, hingga tingkat Jawa Tengah dan Indonesia pada umumnya.

"Saya berharap bisa mengembangkan mesin ini. Selain menciptakan chips polyester, bisa juga mengurangi limbah plastik di daerah apabila bisa diproduksi banyak," harapnya.

Pendamping Orchidia, Fahrurazi menambahkan, saat ini mesin tersebut masih diproduksi satu buah yang akan segera dipatenkan. 

Baca Juga : PPKM Turun ke Level 2, 8 Tempat Wisata di Kendal Ini Sudah Dibuka Kembali Loh!

Daya tampung mesin masih sebatas 6 kilogram cacahan botol plastik setiap prosesnya menjadi 3 kilogram chips polyester.  Dan setiap proses pengolahan membutuhkan waktu sekitar 30 menit. 

Pihaknya berencana akan mengembangkan temuan itu menjadi mesin yang lebih sederhana dan praktis bagi para pegiat UMKM. 

Selain itu, pihak sekolah mulai mengenalkan mesin kepada pihak lain agar nantinya bisa diproduksi lebih banyak.

Dengan tujuan, serapan pengolahan botol plastik di Kabupaten Kendal lebih tinggi untuk diolah dan disalurkan kepada pabrik-pabrik yang ada. 

"Saat ini mesin dalam tahap pembenahan, kendalanya pada kemampuan mesin yang masih terbatas. Kalau nanti sudah bisa dikembangkan lebih banyak lagi, siap produksi massal untuk kita salurkan ke pabrik, juga bahan praktik siswa SMK," ujarnya. 

Kepala SMA Negeri 1 Kaliwungu, Anshori mengaku bersyukur atas temuan baru hasil inovasi siswanya. 

Dia berharap, temuan itu bisa terus dikembangkan tidak hanya sampai pada chips polyester, namun sampai pada benang polyester.

Selain itu, pihaknya berharap karya inovasi ini bisa diteruskan oleh siswa lain agar bisa dikembangkan dan dimanfaatkan dari tahun ke tahun. 

Baca Juga : Habiskan Dana Rp3,6 Miliar, Pasar Darurat Weleri Ambruk Diterjang Angin Saat Hujan Deras

"Ini jadi salah satu misi penyelematan lingkungan, produksi massal masih dalam pembahasan," tuturnya.

Selaku kepala sekolah, Anshori mendukung penuh segala bentuk kreativitas siswanya sebagai pengembangan keilmuan yang ada.

Pihaknya mendorong penuh agar setiap siswa terus meningkatkan prestasi dalam segala bidang yang ditekuni sesuai kreatifitas masing-masing.

"Temuan ini kita sampaikan ke komite sekolah agar mendapat dukungan. Ini bagian dari bentuk karya yang harus dikembangkan agar berdampak positif bagi lingkungan di Kabupaten Kendal," pungkasnya.

(Reporter: Saiful Ma'sum)

FOLLOW LKTNEWS.COM DI GOOGLE NEWS.

Next Post Previous Post