Pekan Kebudayaan di Kendal Digelar Tanpa Penonton | LKTNews.com

Pekan Kebudayaan di Kendal Digelar Tanpa Penonton

Penampilan salah satu grup kesenian di Pekan Kebudayaan
Penampilan salah satu grup kesenian di Pekan Kebudayaan yang digelar di Stadion Madya Kendal. (Foto: AyoSemarang)

KENDAL, LKT News - Pekan kebudayaan yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebuadayaan (Disdikbud) Kendal yang menghadirkan 20 grup kesenian dari berbagai kecamatan dilaksanakan tanpa dihadiri penonton.

Pekan Kebudayaan ini digelar di Stadion Madya Kendal, dilaksanakan secara tertutup tanpa disaksikan penonton umum. Bertujuan untuk mengindari kerumunan penonton karena masih dalam situasi masa pandemi Covid-19.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kendal, Sulardi menjelaskan, meski masyarakat umum tidak bisa melihat, tapi bisa menyaksikan di YouTube. Jadi hasil pentasan, kami rekam dan kami unggah di YouTube.

Baca Juga : Pengendara di Kendal ini Langgar Lalin Tak Ditilang, Malah Dihukum Kenakan Baju Badut

Pentas in digelar secara tertutup dan penonton yang diperbolehkan masuk hanya rombongan peserta grup saja.

“Kami takut menimbulkan kerumunan dan bisa timbul Klaster Covid-19,” jelasnya.

"Tujuan pentas ini untuk mensosialisasikan kesenian tradisional di Kendal. Selain itu sebagai aktualisasi dan eksistensi dari grup kesenian dan kebudayaan di masing-masing kecamatan,”  terangnya.

Harapannya, tidak hanya sampai di tingkat kabupaten, namun bisa berpartisipasi untuk tampil di tingkat provinsi maupun nasional.

“Pentas ini dikhususkan kesenian tradisional, karena sejak pandemi tidak ada pentas sama sekali," imbuhnya.

Baca Juga : Suasana Duka Selimuti Pemakaman Jenazah Sertu Ari Baskoro Korban KKB Papua di Kendal

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian, Kiswanto mengapresiasi kegiatan ini. Karena dapat memberikan peluang bagi para pelaku seni yang selama ini sudah kangen untuk tampil. Pasalnya sejak adanya pandemi, tidak bisa tampil secara terbuka.

"Grup kesenian yang tampil ini dari berbagai jenis kesenian yang ada di Kendal. Mulai dari Barongan, tari-tarian, jaran kepang, dan ketoprak dan lain sebagainya,” jelas Kiswanto.

(HaloSemarang: Hanief Sailendra)

FOLLOW LKTNEWS.COM DI GOOGLE NEWS.

Next Post Previous Post