Harga Pupuk Subsidi di Kendal Terus Meroket, Dian Alfat: Kami Akan Segera Panggil OPD Terkait
Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi yang terus naik akan segera ditindak lanjuti DPRD Kendal. (Foto: Ist) |
KENDAL, LKT News - Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi yang terus naik akan segera ditindak lanjuti DPRD Kendal dengan memanggil para pihak terkait untuk dimintai keterangan.
Ketua Komisi B DPRD Kendal Dian Alfat Muchammad mengatakan pihaknya akan memanggil mitra Organisasi Perangkat Daerah (OPD)-nya mengetahui penyebab terjadinya kenaikan harga pupuk bersubsidi di tingkat pengecer.
"Kami akan segera panggil OPD terkait. Dinas Pertanian, Perdagangan dan distributor pupuk subsidi. Apakah karena pasokan stoknya yang kurang atau ada yang sengaja memainkan harga," ujarnya, Minggu (21/11/2021).
Dian Alfat mengatakan, persoalan distribusi pupuk subsidi bukan kali pertama terjadi. Awal tahun ini, pihaknya mengaku telah melakukan sidak lapangan menanggapi aduan petani menyoal kelangkaan pupuk. Dari temuan di lapangan, salah satu pemicunya Kartu Tani yang belum banyak menjangkau petani.
Baca Juga : Jelang Tutup Tahun 2021, Bupati Kendal Temukan Anggaran Rp900 Miliar Masih Ngendon di Kas Daerah
"Terkait kuota pupuk subsidi tahun 2022, kami minta petani proaktif berkordinasi dengan Gapoktan dan PPL setempat. Bulan ini masih penyusunan ERDK untuk pengajuan kuota pupuk tahun depan. Sumber datanya dari usulan di lapangan," tuturnya.
Sebelumnya para petani di Kendal mengeluhkan tingginya harga pupuk bersubsidi. Bahkan untuk pupuk jenis urea, harga di pengecer melonjak dua kali lipat dari Harga Eceran Tertinggi (HET).
Muhammad Idris Nor, petani di Desa Sukolilan, Kecamatan Patebon, mengatakan tingginya harga pupuk bersubsidi tingkat pengecer sudah di luar kewajaran.
Baca Juga : Naik Drastis, Harga Minyak Goreng Curah di Kendal Tembus Rp19.000 Per Kilogram
Disebutkan, untuk pupuk jenis urea harganya melonjak mencapai Rp190 ribu. Kenaikannya lebih dari 100 persen dari HET Rp80 ribu. Kenaikan juga terjadi pada jenis Tsp 36, ZA dan Ponska.
"Bagaimana petani mau untung kalau harga pupuk dan obat-obatan melonjak gila-gilaan. Biaya tanam semakin tinggi, tapi saat panen harga gabah anjlog," tutur Kyai pengasuh Pesantren Nurul Qur'an, yang juga bertani, Sabtu (20/22/2021).
Pihaknya berharap pemerintah turun tangan untuk memecahkan kesulitan yang sedang dialami oleh para petani.
Menurut tokoh kharismatik yang dikenal akrab dengan kelompok muda ini, petani tetap bertahan meski dalam kondisi terjepit karena memang tidak ada pilihan.
Baca Juga : Pemkab Kendal Akan Beri Pinjaman Modal Tanpa Bunga Bagi UMKM
"Petani itu memang unik, biar hitung-hitungan tidak masuk, tetap saja masih menanam. Dengan harga pupuk yang sudah di luar nalar, petani terancam gagal panen," pungkasnya.
(Reporter SINDONews: Aris Kurniawan)
FOLLOW LKTNEWS.COM DI GOOGLE NEWS.